
Rabu, 08 Maret 2006: Yangon
Pk. 09.20 pesawat mendarat dengan selamat di bandara udara Yangon. Memasuki gedung airport yang sedang direnovasi, terlihat antrian di counter imigrasi. Setiap counter imigrasi ditempati oleh 2 petugas. Petugas pertama bertugas memasukkan data ke komputer, dan petugas kedua untuk memeriksa dan men-cap passport. Oleh karena itu, antrian untuk setiap counter hanya satu baris. Jadi bagi yang pertama kali ke myanmar, jangan sampai "tergoda" untuk membuat antrian baru.
Dari airport, dijemput oleh Hotel Nikko Royal Lake Yangon. Perjalanan sampai ke hotel yang terletak di dekat kandawgyi Lake ini, sekitar 25 menit.
Tempat yang pertama dikunjungi adalah shwedagon pagoda. Tempat wajib kunjung di Yangon. Tiket masuk USD 5 dan untuk brosur USD 1. Pagoda ini terletak di Sanguttara hill. Untuk masuk ke kompleks pagoda ini dapat lewat tangga yang terdapat di keempat sisi kompleks pagoda atau naik lift. Setiap tangga diapit oleh sepasang singa besar. Pagoda dengan tinggi hampir 100 meter ini seluruhnya berwarna emas, dan puncaknya dihiasi dengan berlian dan batu pertama lainnya. Di kompleks ini banyak orang yang berdoa, dan juga selalu terdengar doa-doa yang diucapkan oleh para biksu melalui pengeras suara.
Selepas dari Shwedagon Pagoda, kami kemudian pergi ke Dagon Mall untuk membeli bekal selama perjalanan ke Mandalay. Dari sini kemudian balik ke hotel dan makan malam di hotel.
Kamis-Jumat, 09-10 Maret 2006: Yangon - Mandalay
Pagi-pagi kami berangkat ke Sule Paya, yang sayangnya saat kami tiba sedang dalam renovasi. Tampak luar pagoda semuanya ditutup, sehingga kami tidak dapat melihat permukaannya yang dilapis warna emas. Namun bagian dalamnya tetap dapat dimasuki. Sekeliling kompleks Sule Paya yang berbentuk lingkaran ini terdapat kios-kios yang menjual beraneka macam barang, termasuk barang-barang keperluan untuk berdoa. Sule Paya terletak di pusat kota Yangon- pertemuan antara Mahabandoola Rd dan Sule Paya Rd. Disekitarnya terdapat City Hall-yang bergaya arsitektur colonial, Mahabandoola Garden-yang ditengahnya terdapat independence monument dan juga Myanmar Travels & Tours (MTT).
Karena merupakan pusat kota, maka daerah ini sangat ramai-dengan kendaraan, gedung perkantoran, ruko, hotel dan guesthouse. Sepanjang Sule Paya Rd. terdapat ruko-ruko yang menjual aneka barang, dan juga bioskop yang saat itu sedang memutar film King Kong (terlambat 3 bulan dibanding Bangkok).
Dari sini kami kemudian pergi ke Strand Hotel, hotel bersejarah yang terkenal dan termahal di Yangon, dan walking tour di sekitar area ini yang banyak terdapat bangunan-bangunan bergaya arsitektur colonial. Di jalan-jalan sekitar area ini terdapat banyak tea house-salah satu aktivitas yang biasa dilakukan orang Myanmar.
Tempat berikut yang kami kunjungi adalah Kandawgyi Lake. Di danau ini dapat terlihat refleksi Shwedagon Paya. Dalam kompleks ini terdapat Karaweik, restaurant yang berbentuk royal barge. Didekat resto ini juga terdapat beberapa resto kecil lainnya dan beberapa hewan (diantaranya kijang) yang ditaruh dalam kandang.

Selesai chek-out, kami pergi makan siang di restaurant masakan myanmar, Feel. Selesai makan kami kemudian pergi ke Bogyoke Market, yang merupakan tourist market. Karena Myanmar kaya akan batu-batu permatanya, maka selain souvenir, di pasar ini banyak yang menjual batu-batu permata terutama jade, rubi dan mutiara, dengan harga yang relatif tidak mahal.
Pk. 04.30 sore kami tiba di terminal bus (penumpang harus tiba ½ jam sebelum waktu keberangkatan) untuk perjalanan ke Mandalay. pk. 05.30-mundur ½ jam dari jadwal, bus berangkat. Karena sedang memasuki masa liburan sekolah, bus padat dipenuhi penumpang, bahkan sepanjang lorong antar kursi ditaruh kursi tambahan. Selama perjalanan, bus berhenti beberapa kali-pk. 08.30 malam berhenti untuk makan malam, pk. 02.00 berhenti di tea shop. Setelah itu bus sempat berhenti 2 kali untuk ganti ban, 1 kali untuk pemeriksaan, dan di Pyinmana bus sempat berhenti cukup lama, karena ada antrian pemeriksaan truk. Sekitar pk. 08.00 pagi, bus memasuki daerah Meiktila, dan behenti sekali di tea shop untuk sarapan. Sekitar pk. 12.00 akhirnya sampai di Mandalay-terlambat sekitar 4 jam dari jadwal semula.
Setiba di terminal bus mandalay, kami dijemput oleh tour travel dan langsung check in di Hotel Hong Ta (USD 25/malam) yang terletak di No. 176, 82nd st, between 25th & 26th st., Aung Myay Thar San Townshio. Kemudian makan siang di restaurant myanmar too too. Selesai makan kemudian pergi ke Royal Palace, dengan membayar USD 10 (tiket masuk ini berlaku untuk mandalay archeological zone termasuk Amarapura, Inwa, Pinya, Palaik).
Kompleks istana ini keempat dibatasi oleh dinding bata yang panjangnya 2 km dan disekelilingnya terdapat kolam selebar 70 m. Bangunan yang ada di dalamnya sebagian besar adalah replika, karena bangunan aslinya musnah terbakar pada waktu perang dunia II. Di dalamnya terdapat beberapa bangunan, yang fungsinya dapat dibedakan dari warnanya.
Dari sini kami kemudian ke Atumashi Kyaung-monastery yang didalamnya terdapat patung Buddha. Yang mengagumkan dari monastery ini adalah bangunannya-bentuk bangunan dan juga bahan bangunan dari kayu yang semua permukaannya penuh dengan ukiran.
Dari monastery ini kami kemudian mengunjungi Sandamuni Paya yang tidak jauh letaknya. kami hanya dapat melihat dari luar karena saat itu tempat tersebut sedang ditutup untuk umum karena ada kunjungan president India.
Kami kemudian masuk ke Kuthadaw Paya yang terletak di seberang Sandamani Paya. Kompleks bangunan ini sangat impresif, bagian tengahnya terdapat stupa besar yang dikelilingi 729 stupa kecil-yang didalamnya terdapat prasasti dari marmer yang dituliskan isi tripitaka.
Dari sini kami kemudian menuju ke Mahamuni Paya. Di dalam Paya ini terdapat patung Mahamuni Buddha setinggi 4m yang keseluruhannya dilapis emas (gold leaf). Disekitarnya terdapat banyak orang yang berdoa dan bermeditasi. Dalam perjalanan ke Mahamuni kami sempat berhenti di tempat kerajinan pembuatan gold leaf-lembaran kertas emas yang biasa dipakai untuk melapisi patung Buddha.
Dari Mahamuni Paya kami kemudian menuju ke Amarapura. Dalam perjalanan sempat behenti juga di beberapa tempat kerajinan, seperti kerajinan pembuatan tapestry, pembuatan patung dari bronze, dan pembuatan tenunan sutra. perjalanan ke Amarapura sekitar 20 menit. Di Amarapura kami mengunjungi U-Bein Bridge, jembatan kayu terpanjang di dunia, yang menjembatani danau Taungthaman.
Selesai dari Amarapura, kami kembali ke Mandalay, dan menyempatkan diri melihat sunset dari Mandalay Hill. Dari Mandalay Hill ini acara tour selesai dan kami kemudian diantar kembali ke hotel. 
Selesai makan malam di hotel, kami kemudian naik trishaw ke tempat teater marionette yang terletak di 66th St, Bet: 26th & 27th st.-di samping sedona hotel. Pertunjukan boneka yang digerakkan dengan tali ini berlangsung sekitar 1 jam, dimulai pada pk. 08.30 malam. Tiket masuk seharga 5.000 Kyat. Di teater ini juga dijual boneka-boneka marionette.
Selesai pertunjukan kami kemudian balik ke hotel dengan menggunakan trishaw yang sama, dengan membayar 2.500 Kyat untuk perjalanan pulang pergi.
Sabtu, 11 maret 2006: Bagan
Pk. 07.55 pagi pesawat kami take off menuju Bagan. Perjalanan dari Mandalay ke Bagan sekitar 30 menit. Kami naik Air Mandalay. Pesawat mendarat di Nyaung U airport. Sesampai di airport, para turis langsung mengurus pembayaran untuk masuk ke Bagan Archeological Site, seharga USD 10. Dari aiport kemudian kami naik taxi menuju Bagan Thande Hotel (USD 35/malam). Tarif taxi sudah dibuat standard, 5.000 kyat untuk ke daerah Old Bagan. Perjalanan dari aiport ke hotel sekitar 20 menit.
Selesai check-in kami kemudian menyewa kereta kuda (lengkap dengan sais-nya), yang ada di depan area hotel. Selain naik kereta kuda (9.000 kyat), untuk keliling bisa juga sewa sepeda (1.500 kyat/hari) atau naik taxi (USD 25).

Pertama-tama kami makan pagi (menjelang siang) di Golden Myanmar, restaurant masakan myanmar yang terletak di dekat pintu utara Ananda Temple. Dengan membayar 2.000 kyat/orang, kami bisa makan sepuasnya (system all you can eat). Selesai makan, kemudian kami mulai mengunjungi temple-temple : Shwezigon Temple (temple wajib kunjung-nya Bagan), Upali Thein Pagoda, Htilominlo temple, Ananda Temple, Thatbyinyu Temple, Sulamani Temple, Dhammayangi Temple, Shwe San Daw Pagoda-salah satu temple yang bisa dinaiki sampai atas, untuk melihat sunset.
Dari Shwe San Daw Pagoda, kami kemudian balik ke hotel. Makan malam di restaurant hotel yang terletak di pinggir Sungai Ayeyarwadi.
minggu, 12 maret 2006: Yangon - Bangkok
Pagi hari kami sarapan sambil menikmati pemandangan Sungai Ayeyarwadi. Selesai chek in kami langsung berangkat ke airport, naik pesawat pk. 08.55 menuju yangon. perjalanan sekitar 1 jam.
Hari terakhir kami di yangon ini, kami manfaatkan untuk mengunjungi beberapa tempat: Inya Lake, Chaukhtatgyi Paya-di mana di dalamnya terdapat patung reclining buddha yang sangat besar, dilapis warna emas.
Selesai makan siang di Feel (lagi), kami pergi ke Bogyoke Market, Shwe Pu Zun-cafetaria dan bakery house yang menjual snack dan dessert khas myanmar, dan Sei Taing Kya Teashop.
Sekitar pk. 6 sore kami tiba di airport yangon. Naik pesawat Thai Airways menuju Bangkok. Pesawat take off sekitar pk. 07.45 malam. 1 jam kemudian, kami tiba kembali di bandara Don Muang, Bangkok.
Note:
passenger service charge: USD 10
tarif bus : 6.500 kyats
tiket pesawat Mandalay – Bagan : USD 30
tiket pesawat Bagan – Yangon : USD 75
perbedaan waktu antara Myanmar dan Bangkok 30 menit (lebih cepat Bangkok)
banyak terima kasih untuk:
Su – teman dalam perjalanan bus dari Yangon ke Mandalay, yang bisa bahasa Melayu, baik banget, dan selalu bantu mesenin makanan setiap kali berhenti di tempat makan.
Myint Myint – yang sudah rela meluangkan waktu hari minggunya untuk nemenin jalan selama hari terakhir di Yangon, ngenalin tempat beli snack khas Myanmar, bantu nawar di Bogyoke Market, reschedule pesawat.
No comments:
Post a Comment