
Walaupun untuk sampai ke Vientiane, ada pesawat dari Bangkok langsung ke Vientiane, namun kami memilih naik pesawat dari Bangkok menuju Udon Thani, karena kami ingin melihat kota-kota lain (walaupun hanya sekilas), dan juga terutama karena perbedaan harga pesawat yang hampir 2 kali lipat. Pesawat berangkat sekitar pk. 07.30, dengan lama perjalanan sekitar 1 jam. Setiba di airport Udon Thani, kami naik van menuju ke Nongkhai. Van ini tersedia di airport dan diorganisir oleh airport Udon Thani, dengan biaya THB 100/orang. Perjalanan dari Udon Thani ke Nongkhai sekitar 30 menit.
Setiba di Nongkhai, kami mengurus imigrasi. Setelah selesai, kami menunggu dijemput oleh teman yang tinggal di Vientiane. Dalam perjalanan ke Vientiane, kami berhenti sekali di imigrasi Laos. (note: dari Nongkhai bisa juga naik bus menuju Vientiane. di dekat imigrasi Nongkhai terdapat tempat menunggu bus yang semuanya ke arah Vientiane, dengan biaya THB 10. Bus ini akan berhenti di imigrasi Laos, dan penumpang turun untuk mengurus passport, dan setelah selesai penumpang naik kembali ke bus, dan bus melanjutkan perjalanan langsung ke Vientiane).
Setibanya di Vientiane, kami langsung diantar ke Hotel Novotel. Berhubung kami tiba sudah dekat jam makan siang, maka selesai check ini dan beres-beres, kami langsung pergi makan siang di chinese restaurant Miss U, Selesai makan siang, kami diantar kembali ke Hotel dan menyempatkan diri berjalan-jalan di sekitar hotel.
Malamnya, kami pergi ke Kua Lao, restaurant yang menyediakan makanan Laos dan juga Thai. sehabis makan, kami jalan-jalan ke daerah Nam Phu, dareah ini banyak terdapat café dan restaurant. dalam perjalanan kembali ke hotel, kami melewati daerah daerah Patuxai, tempat Victory Monument Laos berada.
Vientiane

Kompleks temple ini terdiri atas beberapa bangunan, dengan bangunan utama adalah sim, tempat untuk upacara keagamaan. Di sekililing bangunan ini terdapat koridor dengan banyak patung buddha dalam berbagai posisi, yang sebagian besar ditandai dari sikap tangannya.
Dari Ho Pha Kaew, kami pergi ke Wat Sisaket, yang terletak di seberang Ho Pha Kaew. kompleks wat (=temple) ini juga terdiri atas beberapa bangunan. Sim dalam kompleks ini terletak di tengah, dan disekelilingnya terdapat selasar, yang di dalamnya terdapat patung-patung Buddha. Pada dinding selasar ini terdapat ceruk-ceruk, yang diisi dengan patung buddha. Jumlahnya lebih dari 2000 buah.


Dari Patuxai, kami kemudian pergi ke Pha That Luang, yang merupakan landmark kota Vientiane.

Dari sini, kami kemudian pergi ke Talaat Sao (talaat=pasar, sao=pagi). Walaupun namanya pasar pagi, tetapi pasar ini buka dari pagi sampai sore. Di pasar ini banyak menjual souvenir, dan juga barang-barang lainnya seperti baju, barang elektronik, perhiasan.
Hari sudah menjelang sore, saat kami selesai berbelanja di Talaat Sao. Kami pun kemudian kembali ke hotel untuk check out dan bersiap-siap berangkat ke airport Vientiane untuk pergi ke Luang Prabang.
Dari Vientiane kami naik pesawat Lao Airlines menuju Luang Prabang. Pesawat seharusnya berangkat sekitar pk. 17.00, namun ternyata di-delay. keberangkatan pesawat ini sempat menjadi tanda tanya diantara para penumpang, karena kepastian jam berangkat yang tidak jelas, informasi yang diterima dari beberapa petugas, semuanya berbeda. Namun akhirnya pesawat berangkat juga sekitar pk.19.00.
Pesawat ini sangat kecil, dengan kapasitas sekitar 25 penumpang. Perjalanan dari Vientiane ke Luang Prabang ini sekitar 50 menit. Dari Vientiane ke Luang Prabang dapat juga dicapai dengan jalan darat, namun memerlukan waktu sekitar 8 jam dan jalan antarkotanya berliku-liku.
Luang Prabang
Luang Prabang termasuk salah satu kota tujuan utama turis yang datang ke Laos. Terletak di bagian utara Laos, kota ini dulunya adalah bekas ibukota Kerajaan kuno Laos yang bernama Lan Xang (lan=jutaan, xang-gajah). Luang Prabang terkenal akan keindahan kuil-kuilnya dan juga pemandangan alamnya. Mengingat kota ini termasuk dalam salah satu "World Heritage Sites" UNESCO,yang mempreservasi baik bangunan-bangunan bersejarahnya maupun alamnya, maka bangunan-bangunan dan kondisi lingkungan di kota ini terjaga dengan baik.
Setibanya di airport Luang Prabang, kami dijemput oleh staff Villa Santi Resort, hotel tempat kami menginap di Luang Prabang. Setelah check in dan berberes sebentar, kami makan malam di restoran hotel, dan langsung tidur.
Pagi harinya kami bangun, dan menyempatkan diri berjalan-jalan di kompleks villa, yang dikelilingi oleh pegunungan dan sawah. Pemandangan yang indah, udara yang segar, membuat kami betah berlama-lama menikmati pagi ini. Acara sarapan pun menjadi lebih lama. waktu terasa berjalan lebih lambat. kami merasa memiliki waktu sepanjang hari ini. tak terasa hari mulai menjelang siang, dan kami harus bersiap-siap untuk acara jalan-jalan kami di kota ini. Menjelang jam makan siang, kami dijemput oleh teman kami yang tinggal di kota ini. Acara hari ini dimulai dengan makan siang di restaurant yang terletak di pinggir Sungai Mekong.

Pak Ou caves adalah goa yang terletak di dalam pegunungan. Terdiri atas 2 tingkat, bagian bawah dan bagian atas. Goa bagian bawah ini dapat dicapai dengan menaiki tangga. Goa ini masih cukup terang karena masih ada celah-celah untuk masuknya sinar matahari. Di dalam goa ini terdapat banyak patung-patung buddha.
Untuk sampai ke goa bagian atas, diperlukan stamina yang tinggi, karena untuk sampai ke bagian ini, kami harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai ratusan. Goa bagian atas ini lebih gelap dibanding goa bagian bawah, namun di depan goa ini disediakan jasa penyewaan lampu senter. Sama seperti goa bagian bawah, di dalam goa ini juga terdapat patung-patung buddha, walaupun jumlahnya tidak sebanyak goa di bagian bawah.
Pemandangan di sekitar Pak Ou caves ini sangat indah, dengan sungainya yang berbatasan langsung dengan pegunungan, dan juga rumah-rumah penduduk yang terdapat di pinggir sungai. Dari Pak Ou caves, kami kemudian pergi ke Royal Palace untuk melihat pertunjukan tari yang diadakan di salah satu bangunan dalam kompleks royal palace ini. Tarian yang dipentaskan adalah tari Ramayana, dan beberapa atraksi dari suku-suku gunung di Laos.

Selesai memborong, acara hari ini ditutup dengan makan malam di Cafe Samsara, yang lokasinya tidak jauh dari lokasi night market.

Setelah puas mengagumi keindahan alam dari puncak air terjun ini dan juga setelah selesai mengumpulkan tenaga kembali, kami mulai perjalanan “turun gunung” kami.
Di kompleks air terjun ini kami juga menyempatkan diri mengunjungi seekor macan yang ditempatkan di sebuah bangunan yang terdapat di kompleks ini. Menurut informasi, macan tersebut dulunya diketemukan di area ini. Pengunjung dapat melihat macan tersebut dari dekat dan juga memberikan donasi untuk biaya pemeliharaannya.
Berhubung kami semua sudah lapar – mungkin akibat acara “naik gunung” tadi, dan juga waktu telah menunjukan pk. 12 siang, kami mampir ke "warung" yang ada di lokasi air terjun tersebut. Di sini, kami memesan nasi goreng, yang rasanya ternyata tidak jauh berbeda dengan nasi goreng di tanah air.

Royal palace ini terdiri atas banyak ruang: ruang reception, yang keseluruhan dindingnya dilukis mural painting; ruang untuk penyimpanan hadiah-hadiah yang didapat dari negara lain; ruang untuk menyimpan peralatan pertunjukan ramayana, seperti topeng-topeng, dan alat musik; ruang tidur raja dan ratu. di dalam royal palace ini tidak boleh foto-foto dan juga pengunjung harus berpakain sopan. Baju harus berlengan, bila tidak, diharuskan untuk “meminjam” baju yang disediakan oleh pihak pengurus royal palace.

Selepas dari wat xieng thong, kami kemudian pergi ke Phu Si hill, yang terletak tepat di seberang royal palace. saat yang paling baik ke pou si hill adalah menjelang matahari terbenam.

Tak lama kemudian, matahari pun terbenam. Kami pun bersiap menuruni Phu Si hill. kami memilih jalur turun yang berbeda dari jalur kami datang tadi. Phu Si hill dapat dicapai dengan tangga selain dari arah royal palace, juga dari arah sungai. Dalam perjalanan turun ini, terdapat wat tham Phu Si, berupa goa kecil yang didalamnya terdapat patung buddha.
Selesai dari Phu Si Hill, kami kemudian makan malam di restaurant indochine. restaurant ini termasuk bangunan bersejarah. dulunya merupakan tempat tinggal dokter kerajaan. lokasinya tidak jauh dari daerah royal palace. Walapun sebenarnya kami ingin berlama-lama makan, sambil menikmati suasana restaurant dengan dekorasi dan lagu-lagunya yang etnik, namun waktu telah menunjukkan pk. 19.00, saatnya kami untuk pergi ke airport. Sebenarnya saat ini masih terlalu pagi bila sesuai jadwal penerbangan, namun mengingat pernerbangan lao airlines kadang suka berubah-ubah jadwalnya, maka demi amannya, perlu dipastikan terlebih dulu jam keberangkatannya. Setelah pasti bahwa pesawat berangkat sesuai jadwal, dan kami masih punya banyak waktu dan souvenir yang ingin dibeli, maka kami pun pergi lagi ke night market. Kali ini kami berbelanja dengan “terencana”, karena sudah tahu apa yang ingin dibeli dan juga memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk kembali ke airport, sekitar 15 menit. Sekitar 45 menit sebelum jadwal penerbangan, kami sudah dalam perjalanan kembali ke airport.
Pesawat berangkat sekitar pk. 21.00, menuju Vientiane. Kali ini kami cukup beruntung, karena kami dapat pesawat yang besar dan juga tidak ada keterlambatan terbang.
Vang Vieng

Kami berangkat ke Vang Vieng dari Vientiane. Perjalanan dengan mobil ini memakan waktu sekitar 3 jam.
Sesampainya di kota Vang Vieng sekitar pk. 12 siang, kami langsung menuju ke bungalow Thavonsouk, tempat kami menginap di Vang Vieng. Bungalow ini berbentuk baan lao (=rumah Laos). Pemandangan dari bungalow ini sangat indah, karena lokasinya tepat di tepi sungai nam song, dengan latar belakang pegunungan.
Selesai check in, kami pergi makan siang di Thanon Luang Prabang (thanon=jalan). Thanon ini adalah jalan utama, banyak terdapat restaurant dan tempat-tempat yang menawarkan berbagai paket kegiatan yang dapat dilakukan di Vang Vieng.

Dalam goa ini sudah dilengkapi dengan penerangan listrik, sehingga kita dapat melihat dengan jelas stalaktit dan stalakmit yang banyak terdapat di goa ini.
Setelah selesai menelusuri goa ini, kami pun turun, dan “menjelajah” daerah sekitar goa ini. Lingkungan tempat goa ini berada sangat hijau. Banyak binatang ternak yang merumput di lapangan rumput yang banyak terdapat di daerah ini.

Untuk makan malam, rencananya kami akan mencoba tempat makan pinggir sungai, namun karena daerahnya sangat gelap dan juga tidak ada tanda-tanda pemiliknya, kami memutuskan untuk makan di thanon Luang Prabang lagi. Kali ini kami mencoba restaurant yang berbeda.
Selesai makan malam, kami menyempatkan untuk jalan-jalan di sekitar thanon ini. banyak toko-toko souvenir di jalan ini. Setelah selesai berbelanja beberapa souvenir, dan snack untuk sarapan besok, kami kembali ke hotel.

Sesampainya di Vientiane, kami diantar sampai ke imigrasi Laos. Dari sini, kami naik van yang banyak terdapat di sekitar imigrasi. Berhubung kali ini naik van-nya yang private (hanya berdua - tanpa penumpang lain), biayanya sekitar THB 600/van. Van ini berhenti sekali di imigrasi Nongkhai, dan kemudian melanjutkan perjalanan langsung menuju airport Udon Thani. Dari Udon Thani kami naik pesawat Thai Airways sampai ke Bangkok.
Catatan penulis: kami rencana ingin datang lagi ke Vang Vieng, karena masih banyak kegiatan yang ingin dicoba, terutama kayak di sepanjang sungai nam song.
No comments:
Post a Comment